LAPORAN
PENDAHULUAN KLIEN
DENGAN
HERNIA.
1.
Landasan teori.
1.1
Pengertian:
Hernia adalah: suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra
abdominal keluar dari cavum abdomen tapi masih di capai oleh
peritonium.(purnawan djumadi 1999).
2.
macam macam hernia di lihat
dari lokasinya:
2.1
Hernia inguinalis.
Lateralis /Hernia inderekta :
50%.
Medialis /Hernia derekta :
25%.
2.2 Hernia afemoralis : 5%.
2.3 Hernia insisional (Hernia diafragma /
Hernia ventrialis ) : 10%.
2.4 Hernia umbilikalis : 3%.
Hernia dapat juga di golongkan menjadi hernia responsibilis dan
impanisibilis hernia responsibilis yaitu
suatu hernia yang da[pat di kembalikan dengan manipulasi manual ke posisi
normalnya dengan kantung pada dinding abdomen.Sedang hernia Inpanibilis yaitu:
jika hernia tersebut tidak dapat di kembalikan pada posisi normalnya adesi/
keluar kantung hernia terbalik.
3.
Patofisiologi.
Hernia bisa terjadi secara
kongenital/ accuirent hernia yang bersifat kongenital sepertihernia ingiunalis
indirec bisa di sebabkan karena kegagalan pemutusan prosedur vaginalis (kantong
hernia).sewaktu turun ke dalam sekrotum , sedangkan bersifat acuiret bisa
terjadi oleh adanya peningkatan intra abdominal.
-
peningkatan tekanan intra
abdominalis tersebut antara lain di sebabkan adalah:
o
pengejanan mendadak.
o
Obesitas.
o
Gerak badan terlalu aktif.
o
Asites.
o
Kehamilan.
o
Masa abdomen yang besar.
-
Akibat penekanan tekanan intra
abdomalis ini:.
o
Kelemahan dasar kanal
ingiunalis yang tidak memasuki kanal melalui cincin internal tapi langsung
melalui fase fersa fascian dan keluar cincin external sehingga terjadilah
hernia ingiunalis indirec.
o
Kelemahan fashical marginalis
dan cincin inguinalis externa dan keluar abdomen melalui cincin ingiunalis dan
melilit cincin Externa sehingga terjadi hernia ingiunalis indirec.
o
Arteri Femoralis yang melewati
paha, jika paha dan membengkak pada lipatan paha , jika pencernaan omentum
melalui cincin femoralis tersebut dapat terjadi hernia femoralis.
-
pada hernia incecta dapat
terjadi ganguan / kekurangan suplai darah pada hernia karena obstruksi dari
usus sehingga berakibat strangulasi hernia , Hernia strangulasi itulah yang memerlukan intervensi
badah karena dapat terjadi iskemi / nekrosis pada bowel.
PATOFISIOLOGI.
Usus masuk ke kantung
hernia
Belum terjadi
Penjepitan +_ Penjepitn
usus 6 jam
Pejempitan 6 jam.
Benjolan bisa Belum ada tanda Ada tanda ilius
obstruktiv
kembali. Ilius obsteruktiv.
Reponibilis.
Nyeri daerah hernia Hernia
inkarserta.
Hernia ireponsibilis.
4.
Penatalaksanaan.
4.1
dengan responsisi secara
manual.
4.2
Dengan memakai sabuk hernia
untuk penderita yang tidak memerlukan tindakan bedah.
4.3
Herniografi ( Bedah perbaikan
Hernia ) Adalah di seksi dari kantung hernia dan di kembalikan pada susunan
semua pada cavum abdomen.
4.4
Hernioplash adalah perbaikan
pada jaringan yang lemah sehingga menguatkan dengan kawat jalinan baju /
tascia.
4.5
Pemberian analgesik pada hernia
yang menyebabkan nyeri.
5.
manifestasi klinis.
Umumnya pasien mengatakan adanya benjolan di selakangan
kemaluan,benjolan tersebut busa mengecil atau mengilang pada waktu tidur dan
menangis ,mengejan atau menggangkat beban atau posisi pasien sendiri dapat
muncul lagi.
Keadaan umum pasien biasanya baik bila benjolan tidak nampak, pasien
di suruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri, jika ada hernia
maka akan tampak benjolan . Harus di periksa benjolanya .
Keadaan cincin hernia juga perlu di periksa melalui sekrotum, jari
telunjuk di masukan ke atas selesas dari tuberkulum.
6.
Diagnosa banding.
6.1
Hidrokel punya batas
jelas,iluminasi positif dan tidak dapat di masukkan.
6.2
Limfadenopati inguinal.
6.3
Testis ektropik.
6.4
Lipoma / hernialis.
6.5
Orkitis.
7.
Komplikasi.
-
Terjadi perlegketan antara isi
hernia dan dinding kantung hernia sehingga isi hernia tidak dapat di masukkan
kembali.
-
Terjadi penekanan terhadap
cincin hernia akibat banyak unsur yang masuk.
8.
PENGKAJIAN.
8.1
Identitas.
Hernia bisa terjadi pada anak, dewasa yan melakukan aktifitas
berlebihan , melakukan pengangkatan benda berat.
8.2
Keluhan utama.
Nyeri dan ada benjolan.
8.3
Riwayat penyakit sekarang.
Klien mengeluh nyeri, ada benjolan ,mual muntah.
8.4
Riwayat penyakit dahulu.
Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita
klien.
8.5
Riwayat penyakit keluarga.
Dalam keluarga apakah ada penyakit seperti yang di derita klien.
8.6
ADL .
-
Nutrisi.
Klien mengalami mual muntah.
-
Aktivitas.
Gejala: riwayat pekerjaan yang perlu mengagkat benda berat ,
duduk mengemudi dalam waktu yang
lama.
Tanda : Atrofi otot pada bagian otot yang terkena ganguandalam
berjalan.
-
Eliminasi.
Gejala : Konstipasi mengalami kesulitan dalam defeksi , adanya
retensi urine.
-
Integritas ego.
Gejala : Ketakutan akan timbulnya paralisis , ansietas masalah
pekerjaan.
Tanda : tampak cemas, depresi mengindar dari keluarga / rang
terdekat.
-
Neuro sensori.
Gejala : Kesemutan , kekakuan, kelemahan dari tangan dan kaki.
Tanda : Penurunan reflek tunda dalam, kelemahan otot hipotinia ,
nyeri tekan / spasme otot paravertebralis penurunan persepsi nyeri.
-
Nyeri kenyamanan.
Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau , yang memburuk dengan adanya
bersin, pembengkakan badan, defekasi tergangu.
Tanda : Sikap dengan cara bersandar dari bagian tubuh yang terkena,
perubahan gaya berjalan , berjalan
dengan terpincang pincan terangkat pada bagian tubuh yang terkena .
-
Istirahat tidur.
Penurunan kualitas tidur.
-
Personal Higiane.
Penurunan kebersihan diri , ketergantungan.
7.
PEMERIKSAAN.
-
Umum.
TTV,hipotermi, TD normal , Tachicardi.
-
Fisik.
Kepala : Ekspansi wajah menyeringai , merintih , menahan sakit .
Dada : Suara nafas normal.
Perut : Bising usus bisa normal / meeningkat ,benjolan ingiunalis
nyeri tekan.
-
Diagnostik.
-
Foto ronsend spinal.
Memperlihatkan adanya perubahan degeneratif pada tulang belakang
kecurigaan patologis lain seperti tumor osteomilitis.
-
Elektromigrafi.
Dapat melokalisasi tingkat dasar saraf spinal terutama yang trkena.
-
Venogram epidural.
Dapat di lakukan pada kasus keakuratan dari miogram terbatas.
-
Fungsi lumbal.
Mengsampingkan kondisi yang berhubungan dengan infeksi adanya darah.
-
Scan CT.
Dapat menunjukan kanal spinal yang mengecil, adanya proteksi diskus
intervetrebralis.
8.
PRIORITAS KEPERAWATAN.
-
Menurunkan stres pada spinal,
spasme otot dan nyeri.
-
Meningkatkan fungsi tubuh
dengan optimal.
-
Memberi dukungan pada klien,
keluarga,orang terdekat dalam proses rehabilitasi.
-
Memberi informasi yang
berhubungan dengan penyakit dan kebutuhan pengobatanya.
9.
DAIGNOSA KEPERAWATAN.
1.
Pre operasi.
-
Nyeri berhubungan dengan
peritonium teregang.
-
Ansietas berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang tindakan operasi.
2.
Post operasi.
-
Nyeri berhubungan dengan
terputusnya intergitas jaringan.
-
Kurang prawatan diri
berhubungan dengan keterbatasan mobilitas fisiksekunder terhadap pembedahan.
-
Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan luka pembedahan.
10.
INTERVENSI.
1.
Pre operasi.
DX I.
-
Puasakan klien 12 jam sebelum
pembiusan.
R/ Pengosongan lambung memerlukan waktu sebelum di lakukan anestesi.
-
Persiapan mental klen.
R/ Peningkatan pegetahuan klien akan kooperatif dalam tindakan yang
akan di lakukan.
-
Bersikan kulit daerah operasi .
R/ Mencegah infeksi selama operasi.
DX II.
-
Ansietas berhubungan dengan
kurang pengetahuan tetang tindakan operasi.
-
Kreteria : .
-
Mengungkapkan pemahaman tentang
kondisi.
-
Pemeriksaan diagnostik dan
rencana tindakan.
Intervensi :
-
Berikan informasi tentang
pemeriksaan diagnostik.
R/ Informasi akan mendorong partisipasi klien dalam pengambilan
keputusa dan kemandirian maximum.
2.
Post operasi.
DX I.
-
Berikan HE Tentang tehnik
relaksasidan distraksi.
R/ Mengurangi rasa nyeri yang ada dengan pengalihan perhatian.
-
Perawatan luka pada daerah
operasi.
R/ Mencegah terjadinya infeksi.
-
Observasi TTV.
R/ Mengetahui perkembangan dan tanda tanda penurunan /peningkatan
kesehatan klien.
DX II.
-
Memberikan HE pada keluarga
tentang perawatan klien.
R/ Memberikan rasa nyaman pada klien.
-
Observasi TTV.
R/ Mengetahui kegawatan /
penurunan kesehatan klien.
DX III.
-
Inspeksi kulit untuk adanya
iritasi / robekan / luka.
R/ Deteksi tanda mulanya peradangan.
-
Memberikan perawatan pasien
sesuai protap.
R/ Nenberikan perawatan yang profesional dan mencegah terjadinya mal
praktek.
DAFTAR PUSTAKA.
-Doengoes ME
(2000), Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, EGC , Jakarta.
-Purnawan Djunaidi dkk (1999) , Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3, Media
Ausculapius FKUI , jakarta.
-Barbara Engran (1999) , Rencana
Asuhan Keperawatan Medical Bedah Volum 1 , EGC, Jakarta.
LAPORAN
PENDAHULUAN KLIEN
DENGAN KASUS HERNIA
DI SUSUN OLEH :
UDIN MARTAPURA
NIM 08.O2.01.0392
STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
S-1 KEPERAWATAN
2004-2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar